THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Jumat, 27 Mei 2011

Tugas : Analisis Iklan

·        Pengertian Gaya Bahasa 

Dunia  periklanan saat ini sangat merebak dengan berbagai macam cara penyajian dan media yang digunakan. Untuk  itu,  dalam hal bersaing maka diperlukan strategi-strategi kreatif, salah satunya adalah dengan menggunakan gaya bahasa dalam naskah iklan untuk memberikan kesan menarik pada iklan yang ditampilkan. Pendapat ahli sastra Panuti Sudjiman (1990: 33) menyatakan bahwa yang disebut gaya bahasa adalah cara menyampaikan pikiran dan perasaan dengan kata-kata dalam bentuk tulisan maupun  lisan.  Menurut Harimurti Kridalaksana  (2001: 25) penjelasan istilah gaya bahasa secara luas yaitu pertama, pemanfaatan atas kekayaan bahasa oleh seseorang dalam bertutur atau menulis. Kedua, pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu. Ketiga, keseluruhan ciri-ciri bahasa sekelompok penulis sastra. Mengacu dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa gaya bahasa adalah cara mengungkapkan pikiran dan perasaan batin yang hidup melalui bahasa yang khas dalam bertutur untuk memperoleh efek-efek tertentu sehingga apa yang dinyatakan menjadi jelas dan mendapat arti yang pas.

Gorys Keraf (2002: 113-115) mengungkapkan bahwa sebuah gaya bahasa yang baik harus mengandung tiga unsur berikut:  kejujuran, sopan santun, dan menarik.
1)  Kejujuran 
Kejujuran dalam bahasa berarti kita mengikuti aturan-aturan, kaidah-kaidah yang baik dan benar dalam berbahasa. Pemakaian kata-kata yang kabur dan tak terarah, serta penggunaan kalimat yang berbelit-belit adalah jalan untuk mengundang ketidakjujuran. Pembicara atau penulis tidak menyampaikan isi pikirannya  secara terus terang; seolah-olah ia menyembunyikan pikirannya itu di balik rangkaian kata-kata yang kabur dan jaringan kalimat yang berbelit-belit tidak menentu.  Ia hanya mengelabui pendengar atau pembaca dengan mempergunakan kata-kata
yang kabur dan  “hebat”, hanya agar bisa tampak lebih intelek atau lebih dalam pengetahuannya. Di pihak lain, pemakai bahasa yang berbelit-belit menandakan bahwa pembicara atau  penulis tidak tahu apa yang akan dikatakannya.  Ia mencoba menyembunyikan kekurangannya di balik berondongan kata-kata hampa. Bahasa adalah alat untuk kita bertemu dan bergaul. Oleh sebab itu, bahasa harus digunakan pula  tepat dengan memperhatikan sendi kejujuran.
2)  Sopan santun
Pengertian sopan santun adalah memberi penghargaan atau menghormati orang yang diajak bicara, khususnya pendengar atau pembaca.  Rasa hormat dalam gaya bahasa dimanifestasikan melalui kejelasan dan kesingkatan. Menyampaikan sesuatu secara jelas berarti tidak membuat pembaca atau pendengar memeras keringat untuk mencari apa yang ditulis atau dikatakan. Di samping itu, pembaca atau pendengar tidak perlu membuang-buang waktu untuk mendengar atau membaca sesuatu secara panjang lebar, kalau hal itu diungkapkan dalam beberapa rangkaian kata. Kejelasan dengan demikian akan diukur dalam beberapa butir kaidah berikut, yaitu:
a)  kejelasan dalam struktur gramatikal kata dan kalimat;
b)  kejelasan dalam korespondensi dengan fakta yang diungkapkan melalui kata-kata atau kalimat tadi;
c)  kejelasan dalam pengurutan ide secara logis;
d)  kejelasan dalam penggunaan kiasan dan perbandingan.
Kesingkatan sering jauh lebih efektif daripada jalinan yang berliku-liku. Kesingkatan dapat dicapai melalui usaha untuk mempergunakan kata-kata secara efisien, meniadakan penggunaan dua kata atau lebih yang bersinonim secara  longgar, menghindari tautology;  atau mengadakan  repertisi yang tidak perlu.
3)  Menarik 
Sebuah gaya yang menarik dapat diukur melalui beberapa komponen berikut:  variasi, humor yang sehat, pengertian yang baik, tenaga hidup (vitalitas), dan penuh daya khayal (imajinasi). Penggunaan variasi akan menghindari monotoni dalam nada, struktur, dan pilihan kata. Untuk itu, seorang penulis perlu memiliki kekayaan dalam kosa kata, memiliki kemauan untuk mengubah panjang-pendeknya kalimat, dan struktur-struktur morfologis. Humor yang sehat berarti gaya bahasa itu mengandung tenaga untuk menciptakan rasa gembira dan nikmat. Vitalitas dan daya khayal adalah pembawaan yang berangsur-angsur dikembangkan melalui pendidikan, latihan, dan pengalaman.

·        Jenis-Jenis Gaya Bahasa
Gorys Keraf (2002: 124-145) membagi gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat yang meliputi: 1) klimaks; 2) antiklimaks; 3) paralelisme; 4) antitesis; dan 5) repetisi (epizeuksis, tautotes, anafora, epistrofa, simploke, mesodiplosis, epanolepsis, dan anadiplosis). Kemudian berdasarkan langsung tidaknya makna, meliputi: 1) gaya bahasa retoris terdiri dari aliterasi, asonansi,anastrofa, apofasis (preterisiso), apostrof, asindenton, polisindenton, kiasmus, elipsis, eufemisme,  litotes, histeron prosteron, pleonasme dan tautologi, perifrasis, prolepsis, erotesis,  silepsis  dan zeugma, koreksio, hiperbola, paradoks dan oksimoron;  2) gaya bahasa kiasan, meliputi persamaan atau simile, metafora, alegori,  parabel, fabel, personifikasi, alusi, eponim, epitet, sinekdok, metonimia, antonomasia, hipalase, ironi, sinisme dan sarkasme, satire, innuendo, dan antifrasis.
·        Iklan


Biore
Kenapa ya… biore ramah di kulit? 
Pasti karena kandungan alaminya, jadi ramah di kulit
Nggak takut pake biore sering-sering
Biar makin cantik temenan terus sama biore 

           Gaya bahasa personifikasi adalah gaya bahasa yang menggambarkan benda-benda mati atau barang-barang yang tidak bernyawa seolah-olah memiliki sifat-sifat kemanusiaan. Gaya bahasa  personifikasi terdapat pada kalimat ke empat yaitu  “temenan terus sama Biore”. Biore adalah sebuah produk kosmetik yang merupakan benda mati namun pada iklan tersebut menyatakan “Biar makin cantik temenan terus sama biore”. Padahal mana ada berteman  sama benda mati.  Pertemanan adalah hubungan yang melibatkan kontak batin atau perasaan dan hal tersebut hanyalah terjadi antara manusia yang satu dengan yang lain bukan antara manusia dengan benda mati.

0 komentar :